MMPP RMI NU Nganjuk: Menumbuhkan Kecintaan Santri Terhadap Kitab Kuning

Dalam rangka membina dan mencetak generasi santri yang ahli dalam bidang keilmuan klasik Islam, Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Nganjuk menggelar kegiatan Bahtsul Masail Majelis Musyawarah Pondok Pesantren (MMPP). Kegiatan ini menjadi sarana penting dalam pembibitan calon-calon ahli batsul masail dan pengkaji Kitab Kuning yang mumpuni. Kegiatan ini diselenggarakan di Pondok pesantren Miftahul Huda Keringan, Nganjuk pada Senin (19/05/2025) lalu.
Musyawarah ini bukan sekadar forum diskusi keagamaan, melainkan menjadi embrio dalam menumbuhkan semangat dan kecintaan para santri terhadap Kitab Kuning—yang merupakan inti dari pengembangan tradisi keilmuan pesantren. Di samping itu, MMPP juga menjadi ajang silaturahmi antar santri dari berbagai pondok pesantren di bawah naungan RMI NU se-Kabupaten Nganjuk.
Peserta kegiatan ini secara khusus adalah para santri dari berbagai pesantren, tanpa melibatkan pengasuh atau pengurus sebagai peserta. Meski ada kehadiran pengurus dan pembina, namun seluruh fokus kegiatan ditujukan untuk para santri sebagai generasi penerus pesantren.
Pelaksanaan MMPP dilakukan secara bergilir dari satu pondok ke pondok lainnya di wilayah Nganjuk. Kegiatan biasanya dimulai setelah salat Isya dan berlangsung hingga pukul 12 malam, bahkan dalam beberapa kesempatan dapat berlanjut hingga pukul 01.00 WIB dini hari, tergantung pada dinamika diskusi dan kompleksitas permasalahan yang dibahas.
Acara ini diisi oleh jajaran Majelis Musyawarah Pondok Pesantren dari RMI NU Nganjuk, bersama tim perumus yang bekerja sama dengan PC LBM NU Nganjuk. Selain itu, sejumlah kiai dari lingkungan pesantren setempat turut diundang sebagai musokih atau penasehat yang memberikan pandangan dan penyempurnaan terhadap hasil musyawarah.
Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kyai Saroni, menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai media penguatan tradisi pesantren. Sementara dari pihak RMI NU Nganjuk, sambutan disampaikan oleh Gus Muhammad Zufal Arif, selaku Wakil Ketua PC RMI NU Nganjuk sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Baitul Atieq.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, kami berharap semangat santri untuk belajar dan mendalami Kitab Kuning semakin kuat. Ini adalah bagian dari upaya kita menjaga keberlangsungan peradaban pesantren agar tidak luntur oleh zaman,” tutur Gus Zufal dalam sambutannya.
MMPP RMI NU Nganjuk menjadi bukti nyata bahwa pesantren bukan hanya tempat mengaji, tetapi juga pusat pengembangan ilmu dan karakter, yang terus beradaptasi namun tetap setia pada nilai-nilai tradisi keilmuan Islam.
Pewarta : Dina Tia Fatikasari