Nikmat Umur: Hadiah Terindah dari Allah yang Harus Dijaga

Salah satu nikmat terbesar yang sering dilupakan manusia adalah nikmat umur. Umur adalah anugerah yang tidak bisa diulang dan tidak bisa diperpanjang menurut kehendak manusia. Setiap detik yang Allah berikan adalah peluang untuk memperbaiki diri, meningkatkan amal, dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Sebagai peringatan bagi kita yang terkadang lalai dalam memanfaatkan umur dengan baik, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَاۚ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
“Mereka berteriak di dalam (neraka) itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, bukan (seperti perbuatan) yang pernah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka,) “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir. (Bukankah pula) telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka, rasakanlah (azab Kami). Bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.” (QS. Fathir: 37)
Ayat ini menegaskan bahwa umur yang diberikan cukup panjang untuk menjadi bahan perenungan, namun seringkali manusia lalai hingga akhirnya datang penyesalan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengingatkan:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِك.
“Manfaatkanlah lima perkara, sebelum datang lima perkara: (1) Masa mudamu sebelum masa tuamu. (2) Sehatmu sebelum sakitmu. (3) Kayamu sebelum miskinmu. (4) Waktu luangmu sebelum sibukmu. (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Hakim)
Betapa pentingnya kita menghargai setiap waktu dalam hidup. Umur bukan hanya angka yang bertambah, tetapi adalah kesempatan yang berkurang. Setiap hari yang berlalu adalah bagian dari perjalanan menuju akhirat.
Maka, seorang Muslim seharusnya mengisi umurnya dengan amal saleh, memperbanyak kebaikan, memperbaiki akhlak, serta meningkatkan ketakwaan. Waktu luang seharusnya digunakan untuk menuntut ilmu, berdakwah, membantu sesama, dan memperbanyak dzikir kepada Allah.
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (HR. Al-Hakim)
Demikianlah, umur adalah anugerah yang harus kita jaga dan manfaatkan sebaik mungkin. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan yang tidak bisa diulang. Oleh karena itu, marilah kita merenung dan bertanya kepada diri kita sendiri: Sudahkah kita memanfaatkan umur ini dengan amal shalih? Sudahkah kita mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri, dan memperbanyak kebaikan? Semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan dan kemudahan untuk mengisi setiap detik hidup kita dengan kebaikan dan keberkahan. Aamiin.
اللهمَّ طَول عُمرنَا فِي طَاعَتِكَ وَطَاعَةِ رَسُولِكَ وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Allah, panjangkanlah umurku dalam mentaati-Mu, dan mentaati rasul-Mu serta jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang shalih. Aamiin.”
Penulis : Rihan Aprianto (Wakil Ketua Bidang Dakwah PC IPNU Nganjuk)