Dari Mimbar ke Land of Dawn: Dakwah Anti-Mainstream Ustaz Abi Azkakia

Di era digital saat ini, tak bisa dipungkiri bahwa banyak remaja lebih akrab dengan media sosial dan game online daripada buku agama. Waktu mereka lebih banyak dihabiskan di dunia maya. Namun, siapa sangka di tengah fenomena ini muncul sosok inspiratif yang mampu memadukan nilai-nilai keislaman dengan dunia digital—Ustaz Abi Azkakia.
Ustaz dan Gamer dalam Satu Sosok
Nama aslinya adalah Muhammad Tedy Purba, lahir di Jakarta pada 31 Maret 1996 dan besar di Kalideres, Jakarta Barat. Sejak kecil, ia menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMK PGRI 35 Jakarta di jurusan Akuntansi. Setelah lulus, ia melanjutkan kuliah di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, mengambil jurusan Manajemen.
Sebelum dikenal sebagai pendakwah digital, Ustaz Abi aktif mengajar anak-anak secara privat. Ia memberikan pelajaran agama, matematika, bahasa Inggris, serta baca tulis hitung. Ia juga sempat bekerja di sebuah perusahaan swasta, PT Mandiri Line.
Awal Mula Dakwah Lewat Game
Inspirasi dakwah uniknya berawal dari pengalaman pribadi. Suatu hari, ia memergoki muridnya sedang bermain game sambil mengucapkan kata-kata kasar. Ia menegur murid tersebut, namun kejadian itu membuatnya sadar: banyak anak muda tidak sadar bahwa ucapan buruk bisa berdampak negatif. Dari situlah muncul ide untuk berdakwah lewat dunia yang mereka sukai—game online.
Ustaz Abi pun mulai bermain game Mobile Legends, namun dengan pendekatan yang berbeda. Ia mengisi permainan dengan pesan-pesan keislaman. Ia melakukan live streaming sambil mengingatkan penontonnya untuk berdzikir, berdoa, dan menghindari emosi negatif.
“Majelis Nurul Legends”: Jamaah Gaming yang Unik
Ustaz Abi menyebut para penontonnya sebagai “Jamaah Gaming.” Mereka yang sering ikut live streaming atau menonton kontennya di TikTok, YouTube, dan Instagram disebut sebagai bagian dari “Majelis Nurul Legends.”
Ia tak hanya berdakwah dengan ceramah biasa, tapi menyelipkan pesan agama lewat istilah-istilah game. Misalnya, hero Aurora ia beri nama “Siti Arafah”, turret disebut “berhala” yang harus dihancurkan sambil membaca masyaallah. Ia juga mengajak penontonnya mengetik dzikir saat bermain, membaca doa ketika menggunakan hero Johnson (yang berbentuk mobil), dan bahkan AFK (meninggalkan game) sejenak untuk salat.
Menginspirasi Ribuan Anak Muda
Metode dakwah Ustaz Abi yang kreatif membuatnya cepat dikenal. Per Mei 2025, akun YouTube-nya (@AbiAzkakia) sudah memiliki 153 ribu pelanggan, akun TikTok @abiazkakiaa memiliki 1,2 juta pengikut, dan akun Instagram @abiazkakia memiliki lebih dari 300 ribu pengikut.
Banyak pengikutnya merasa terinspirasi karena dakwahnya terasa dekat dan relevan. Bahkan, sebagian dari mereka membantu Ustaz Abi bermain Mobile Legends dengan baik. Meskipun begitu, ia tetap menekankan bahwa tujuannya adalah menyebarkan ajaran Islam, bukan semata-mata menjadi gamer.
Dakwah yang Menyesuaikan Zaman
Melalui pendekatan yang “anti-mainstream”, Ustaz Abi Azkakia telah membuktikan bahwa dakwah bisa disampaikan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Ia menjembatani dunia religius dengan dunia digital, tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman.
Di tengah perubahan zaman dan tantangan dakwah modern, sosok Ustaz Abi menjadi bukti bahwa pendekatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari generasi muda bisa sangat efektif—bahkan jika itu lewat game.
Penulis : Faradelia Mahmudita
Editor : Dina Tia Fatikasari