Desember 28, 2025

Ribuan Kader Ansor, Banser, Rijalul Ansor, dan Himasal Nganjuk Apel Siaga dan Gemblengan! Jaga Kyai, Jaga Negeri, Siap Hadapi Tantangan Zaman

ANSOR NGANJUK

Di tengah ramainya isu dan polemik yang menyentuh marwah ulama serta pesantren, sekitar seribu kader dari Ansor, Banser, Rijalul Ansor, dan Himasal berkumpul di Kantor PCNU Nganjuk. Dengan semangat yang membara, mereka menggelar apel siaga dan gemblengan, mengusung tema “Jaga Kyai, Jaga Negeri”. Kegiatan ini menjadi simbol kuat solidaritas untuk menjaga kehormatan pesantren—benteng spiritual dan pusat ilmu yang telah mengakar dalam sejarah bangsa.

Acara dimulai dengan pembacaan istighotsah, suasana hening dan penuh haru terasa menyelimuti. Doa-doa yang dipanjatkan meneguhkan hati dan menyatukan tekad para kader dalam tanggung jawab besar menjaga nama baik para ulama.

Ketua PC GP Ansor Nganjuk, Hamid Muzakki, dalam pernyataan sikapnya menegaskan:

“Pondok pesantren bukan hanya tempat belajar, tapi sumber lahirnya para tokoh bangsa. Kami hadir bukan sekadar sebagai peserta, tetapi sebagai penjaga warisan luhur para kyai. Kami siap berdiri paling depan melawan segala bentuk fitnah dan pelecehan.”

Pernyataan ini merespons tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai melecehkan pesantren dan memutarbalikkan fakta tentang dunia santri dan ulama. Bagi para kader, reaksi ini bukan semata luapan emosi, melainkan bentuk tanggung jawab moral generasi muda NU dalam menjaga marwah dan jati diri bangsa.

Perwakilan PCNU Nganjuk, KH. Roni Sya’roni, menyampaikan pesan tegas dan menggugah. Ia mengajak seluruh kader untuk bersikap waspada dan tidak tinggal diam terhadap narasi yang menyerang kyai dan pesantren.

“Setiap serangan kepada kyai adalah serangan terhadap akar kebangsaan kita. Karena itu, kita harus tetap solid dan siap membela.”

Puncak acara diisi dengan gemblengan spiritual dan ideologis yang dipimpin oleh KH. Ali Mustofa Said dari Syuriyah PCNU. Ia menekankan pentingnya menjaga akhlak dan kedisiplinan dalam perjuangan:

“Kita harus berjuang dengan santun dan bermartabat. Kekuatan fisik penting, tapi kekuatan moral lebih utama.”

Lebih dari sekadar menunjukkan jumlah massa, ribuan kader yang hadir menunjukkan kecintaan dan keikhlasan mereka menjaga para kyai dan pesantren, sebagai aset paling berharga bagi masa depan negeri.

Acara ini menegaskan kembali bahwa pesantren adalah pusat ilmu, karakter, dan spiritualitas yang tak tergantikan. Solidaritas kader Ansor, Banser, dan Himasal menjadi bukti nyata bahwa menjaga ulama adalah bagian dari menjaga Indonesia.

“Jaga Kyai, Jaga Negeri” bukan hanya slogan. Ia adalah bentuk nyata bakti generasi muda NU kepada agama, ulama, dan tanah air tercinta.

Pewarta : Dina Tia Fatikasari